GAPURANEWS.ID – KARAWANG – Aksi gabungan solidaritas penganiayaan wartawan hari ini Kamis, 22 September 2022, berlangsung di Kantor Pemda Karawang.
Massa aksi yang tergabung dalam organisasi wartawan berdatangan dari luar wilayah Karawang untuk menyuarakan keperihatin terhadap kasus penyiksaan yang dilakukan oleh oknum pejabat Karawang.
Ditengah aksi yang menuntut keadilan dan penindakan hukuman tegas terhadap oknum pejabat pelaku penganiayaan wartawan, tanpa adanya perwakilan dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Karawang sebagai tuan rumah.
Hal tersebut menjadi sorotan massa aksi yang diantaranya terdiri dari para jurnalis yang tergabung dari berbagai organisasi kewartawanan, saat koordinator orasi memanggil beberapa kali perwakilan PWI Karawang untuk berkontribusi dalam aksi solidaritas tersebut.
Masa aksi berdatangan dari luar wilayah karawang seperti Bogor, Jakarta, Bekasi, Purwakarta, Subang dan Garut. Satu suara untuk menuntut penegakan hukum terhadap pelaku kekerasan wartawan.
Sebelumnya, Ketua Persatuan Wartawan Indonesi (PWI) Jawa Barat Hilman Hidayat menyatakan, keprihatinan yang mendalam atas peristiwa tersebut. Pasalnya di era keterbukaan informasi seperti saat ini tindakan kekerasan adalah sebagai tindakan biadab.
“Saluran untuk menyatakan ketidaksetujuan itu sudah diatur oleh peraturan Dewan Pers. Pasti Dewan Pers akan memfasilitasi dan memediasi sehingga peristiwa delik pers bisa diselesaikan secar baik dan beradab,” kata Hilman, Selasa 20 September 2022.
Oknum pejabat tinggi Pemkab Karawang melakukan tindak kekerasan kepada dua pekerja media Gusti Sevta Gumilar dan Zaenal Mustofa.
Peristiwa tersebut terjadi saat launching Persika Karawang Sabtu malam 17 September 2022 di Stadion Singaperbangsa Karawang.
Menurut keterangan korban penganiayaan Gusti Sevta Gumilar, dirinya dibawa kedalam ruangan khusus bekas sekretariat PSSI Karawang usai menyaksikan acara launching.
Didalam ruangan Gusti mendapat perlakuan yang tidak manusiawi, Gusti mendapatkan siksaan, dicekoki miras dan air kencing pelaku hingga pingsan tak sadarkan diri.
Sementara, Zaenal Mustofa dari sejumlah keterangan dimedia, ia dijemput paksa dirumahnya pada dini hari dan mendapatkan siksaan saat dalam perjalanan hingga lokasi penyiksaan.
Akibat tindakan kekerasan yang dilakukan oleh oknum pejabat itu, kedua wartawan mendapatkan luka hinggga ancaman pembunuhan. (u Aditia)