Humbanghas – GAPURANEWS.ID | Bupati Humbang Hasundutan, Dosmar Banjarnahor, SE melaksanakan perpisahan dengan masyarakat Humbang Hasundutan, Rabu 19 Februari 2025 di Pendopo, Perkantoran Bukit Inspirasi Doloksanggul.
Acara perpisahan ini diawali dengan Ibadah Singkat dengn penyampaian Firman Tuhan oleh Pdt. Dody Simamora dari Gereja Bethel Indonesia (GBI) Jl. Merdeka Doloksanggul. “Tuhan Adalah Gembalaku, Takkan Kekurangan Aku… (Maz 23 : 1 – 6). Demikian inti khotbah Pdt. Dody.
Bupati Humbang Hasundutan, Dosmar Banjarnahor, SE yang didampingi istri sekaligus Ketua TP. PKK Humbang Hasundutan ataupun Bunda PAUD Humbang Hasundutan Ny. Lidya Dosmar Banjarnahor menyampaikan terimakasih kepada masyarakat Humbang Hasundutan atas dukungan dan doa sehingga bisa menuntaskan jabatan Bupati selama lebih kurang 9 tahun atau 2 (dua) periode.
Selama menjabat lebih kurang 9 tahun, banyak yang sudah dilakukan demi pembangunan Humbang Hasundutan di dalam mensejahterakan masyarakat. Hal ini tidak perlu disampaikan saat ini tetapi sudah kita ketahui bersama-sama, baik itu secara langsung ataupun dari pemberitaan seperti media sosial. Dan kami menyadari masih ada kekurangan dan kelemahan kami dalam mengambil keputusan ataupun kebijakan.
Bupati Humbang Hasundutan juga menyampaikan mohon maaf jika selama menjabat sebagai Bupati Humbang Hasundutan, ada kesalahan dan kekurangan ataupun ketidaknyamanan karena keputusan-keputusan yang diambil. “Pastilah saya banyak salah, kalau ada rambut dikepala yang tidak bisa dihitung, demikianlah banyaknya kesalahan kita, karena manusia tidak bisa lepas dari kesalahan apapun itu, salah ngomong, salah langkah, masalah keputusan pastilah kesalahan tidak bisa dihindari, karena itu saya mohon maaf.” Ujar Bupati.
Bupati juga memesankan agar seluruh ASN di Kabupaten Humbang Hasundutan tanpa terkecuali mendukung sepenuhnya Bupati/ Wakil Bupati yang akan memimpin nantinya di Kabupaten Humbang Hasundutan. Hal ini sejalan dengan yang kita imani sebagai umat Kristiani, “Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah.” (Roma 13 : 1)
Pada kesempatan itu juga, Ny. Lidya Dosmar Banjarnahor menyampaikan terimakasih kepada masyarakat Humbang Hasundutan. Dulu kami hadir di sini bersama Tuhan dan dipercayakan Bapak sebagai Bupati Humbang Hasundutan dan lebih kurang 9 Tahun dalam pemerintahan juga bersama Tuhan, dan saat ini kita bersama di sini masih tetap bersama Tuhan.
Kita sudah sama sama berjuang bersama Pak Bupati dalam membangun Humbang Hasundutan, segala usaha dan kemampuan sudah kita lakukan walaupun mungkin di sana sini masih ada kekurangan. Oleh karena itu, terimakasih atas dukungan semuanya dari Bapak/ Ibu, kiranya kedepan Humbang Hasundutan akan semakin maju.
Sementara itu, mewakili Forkopimda Kapolres Humbang Hasundutan, AKBP Hary Ardianto SH SIK MH yang hadir bersama Kajari Humbang Hasundutan Dr. Noordien Kusumanegara, S.H.,M.H dan perwakilan Pengadilan Negeri Tarutung menyampaikan bahwa selama bersama Bupati Humbang Hasudutan sudah banyak yang dilakukan terutama untuk memajukan dibidang pertanian, pendidikan kesehatan, infrastruktur dan lainnya. Oleh karena itu kalau ada dua kata untuk Bupati Humbang Hasundutan tidak lain adalah “Top dan Hebat”.
Ucapan selamat dan terimakasih juga disampaikan oleh Ketua DPRD Humbang Hasundutan, Parulian Simamora atas keberhasilan Bupati dalam memimpin Humbang Hasndutan selama dua periode. Ketua DPRD juga menyatakan bahwa Bupati Humbang Hasundutan adalah “teman yang terbaik” dan kalaupun menjadi lawan adalah “lawan terberat” dalam perpolitikan.
Banyak ucapan selamat dan terimakasih yang disampaikan antara lain dari Tokoh Adat dan Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama dan Tim Doa, perwakilan Kepala Sekolah, perwakilan Kepala Desa, perwakilan TP. PKK dan DWP, perwakilan Pensiunan ASN, perwakilan Gapoktan dan lainnya.
Sebagai ucapan terimakasih dari masyarakat Humbang Hasundutan, Bupati Humbang Hasundutan, Dosmar Banjarnahor, SE bersama Ny. Lidya Dosmar Banjarnahor, di “Ulosi” (penyematan ulos) oleh Tokoh adat dan masyarakat. (Porman janto simanullang)
