Taput-gapuranews.id – ||Keberadaan perawatan sarana dan prasarana Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Parmonangan, Kecamatan Parmonangan, Tapanuli Utara (Taput) menjadi pertanyaan dari berbagai kalangan.
Pasalnya, kondisi plafon berbagai ruangan seperti ruangan kantor guru, hingga ruangan kelas sudah rusak, bahkan sejumlah kaca nako ruang kelas sudah tidak utuh.Begitu juga kondisi kamar mandi terkesan kurang perawatan.
Kurang jelas diketahui apa sebab musabab kondisi itu terkesan dibiarkan, padahal sesuai regulasi, Biaya untuk pemeliharaan dan perawatan sarana prasarana sekolah mendapat kucuran dana dari Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tiap tahunnya.
“Kami sangat menyayangkan pengelola sekolah yang tidak melaksanakan perawatan terhadap sarana dan prasarana di Sekolah ini,” ujar sejumlah warga sekitar yang meminta jati dirinya dirahasiakan kepada tim Kerja DPC Serikat Pers Republik Indonesi (SPRI) Taput Kamis, 19/10 siang.Mereka juga menyebut kalau pihak sekolah terkesan tertutup soal penggunaan dana BOS yang diterima sekolah tersebut
“Terus terang, kami selaku orang tua murid tidak mengetahui berapa besaran BOS yang diterima sekolah itu, dan kami juga tidak tahu dana BOS itu untuk apa saja”,ujarnya.
Menanggapi hal itu, Ketua DPC SPRI Taput Lamhot Silaban menyebutkan kalau BOS itu merupakan program pemerintah untuk penyediaan pendanaan biaya non personalia bagi satuan pendidikan dasar dan menengah yang berasal dari APBN.
Besar nominalnya lanjut Lamhot ditentukan dalam petunjuk teknis (Juknis) yang diatur dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
“Besaran nominal untuk setiap peserta didik dibedakan berdasarkan jenjang pendidikan. Untuk SD dikisaran Rp 900 ribu per peserta tiap tahun, sedangkan Untuk peserta didik SMP sebesar Rp 1,1 Juta tiap tahun yang penyalurannya per Dua Tahap.
Salah satu komponen pembiayaan dari BOS ini kata Lamhot, adalah untuk pemeliharaan sarana prasarana sekolah yang meliputi, Pengecatan, perbaikan atap bocor, perbaikan pintu, atau jendela, lantai atau fasilitas sekolah lainnya.
Jadi menurutnya, kondisi sekolah SMP N 1 Parmonangan yang kini disoroti itu seharusnya tidak boleh terjadi mengingat pemerintah pusat maupun melalui pemerintah Kabupaten setiap tahunnya memberikan anggaran untuk biaya renovasi gedung dan bangunan.
Sementara itu, Kepala sekolah SMPN 1 Parmonangan Murni Manalu yang dihubungi salah seorang Tim SPRI Taput melalui selulernya menyebut kalau dirinya(kepala sekolah) sedang tidak berada disekolah dan menyarankan wartawan untuk bertemu dengan bendaharanya.
“Saya lagi sedang berkusut pak, jadi sama bendahara saja ngomongnya,”ujarnya.
Namun mengingat jawaban tidak relevan wartawan pun menolak bertemu dengan bendahara dimaksud dan pamitan pulang.
Ketika Awak media ini meminta tanggapan kepala sekolah SMP N 1 Parmonangan melalui selulernya dan juga melalui aplikasi whaatshap nya, namun sampai Berita ini diterbitkan, kepala sekolah tidak memberi Tanggapan. (NorrisHutapea)