GAPURANEWS.ID | KOTA TASIKMALAYA | Empat orang putra terbaik etnis Batak mencalonkan diri untuk menjadi anggota dewan di Kota Tasik Malaya Provinsi Jawa Barat. Empat calon tersebut berada di dapil 1 yang meliputi Kec. Tawang, Cihideung dan Bungursari. Mereka yg akan bertarung tersebut adalah :
- Kepler Sianturi MA, dengan nomor urut 4 dari PDI perjuangan.
- Ricardo Marpaung dari PDI Perjuangan.
- Pangi Situmorang dari Partai PSI.
- Crismon Sinaga dari Partai PSI.
Arie Lamhot SiadariMantan Ketua Organisasi PBB ( Pemuda Batak Bersatu ) Kota / kabupaten Tasikmalaya angkat bicara soal
pengalaman pahit yg mungkin terulang kembali seperti di Pileg 2009 yang menjadi sejarah bagaimana orang suku Batak terpecah belah suaranya karena ada dua calon legislatif saat itu, dari partai PSI dan PDI Perjuangan yang akhirnya tidak ada yg masuk menjadi anggota DPRD kota Tasikmalaya.
Ditambahkan Arie Lamhot Siadari sebagai mantan ketua Pemuda Batak Bersatu kota dan kabupaten Tasikmalaya. Beliau juga dikenal diberbagai ormas-lsm juga di birokrasi dan tokoh-tokoh di kota Tasikmalaya.
Beliau kerap di sapa Bang Arie korwil (Koordinator Wilayah) dan sekarang masih menjabat sebagai Kornas ( Kordinator Nasional DPP menjabat sebagai Sekertaris Jenderal ALIANSI RAKYAT MENGGUGAT ( ARM ) juga Aktivis Penggiat Anti Korupsi. Beliau di Satu sisi sangat bangga dan memberikan acungan jempol buat mereka-mereka yang mencalonkan
namun juga menyayangkan, “dulu dua caleg saja gagal apalagi sekarang 4 caleg Etnis Batak,” ungkapnya.
Sebenarnya saya pribadi rindu sosok figuran yang bisa menorehkan sejarah baru di kota santri, sosok yang mewawakil masyarakat di DPRD dari Etnis Batak yang netral tidak berpihak hanya pada pertalian tutur Marga saja karena tutur itu dari zaman nenek moyang sudah ada Mar Hula – Hula Boru dan bukan hanya di suku Batak saja di suku lain juga sama, Harapan yang hakiki sebetulnya yang benar-benar bisa mewakili atau mengayomi Bangso Batak Se-Kota Tasikmalaya.
Siapakah sosok yang tepat sebagai wakil rakyat di Kota Tasikmalaya dari etnis Batak?, hanya Warga Batak Kota Tasikmalaya Marsada atau Bangso Batak yang bisa menjawab secara tulus dan lugas karena bicara nyaleg itu bukan hanya modal mau atau beken bekenan saja, “karena kalau modal nampang doang kalau hanya gitu saja semua orang bisa dan tidak begitu sulit,” imbuhnya
Tadinya diharapkan Warga Batak kota Tasikmalaya Marsada ( WBKT MARSADA ) Bangso Batak untuk mendukung dan menghantarkan perwakilan nya di DPRD Kota Tasikmalaya. Ternyata sekarang bagaikan benang yang kusut, terlalu banyak yang mencalonkan alias nyaleg, Ya itu memang hak masing-masing alias bebas dan sah-sah saja akan tetapi ajang ini akan menjadi kegaduhan di bangso Batak Kota Tasikmalaya karena dipastikan menjagokan jagoannya masing-masing maka pasti akan melibatkan tutur alias pertalian Marga dan akhirnya satu pun tidak ada yang berhasil. Bicara etnis Batak saja pemilih Halak Hita jadi bingung, Dan pasti menjadi bingung, Benar-benar jadi bingung dan suaranya akan pecah belah hal ini sangat disayangkan.
Konstalasi politik ini akan menjadi sejarah kedepannya dan menjadi seru serta menjadi catatan buat generasi Bangso Batak Di kota Tasikmalaya.
Peran-peran Organisasi atau forum atau Ormas Batak yang ada di kota Tasikmalaya sangat berperan saling dukung mendukung.
Peran Marga saling dukung mendukung, Peran forbata dibawa kedalam Politik membuat suhu politik tidak kondusif, Dikalangan Bangso Batak dan peran PBB yg tidak netral alias tidak transfaran.
Zaman saya sebagai ketua PBB kota / kabupaten Tasikmalaya, PBB itu tidak diperkenankan masuk dalam dunia politik namun sekarang di satu PAC ada deklaras yang mendukung satu caleg kemudian diduga di buat di history facebook seseorang.
Nah pertanyaannya, Apakah PBB kota / kabupaten Tasikmalaya sudah mempersilakan untuk terlibat dalam dunia politik ?. Ketika rumit seperti ini pasti Halak Hita banyak yang akan memilih untuk diam, ungkapnya.
Perlu disampaikan bila Organisasi disamakan dengan punguan dan hanya mau dan bergerak semangat 45 bila ada kaitan dengan dirinya atau saudara nya berdasarkan tutur bukan berdasarkan ketentuan yang sudah ditetapkan berdasar pada ketetapan hasil musyarwarah dan mufakat, sampai kapanpun tidak akan maju bahkan akan bertambah hancur lebur.
Terpantau khususnya caleg dari Etnis Batak Warga Batak Kota Tasikmalaya yang ikut nyaleg DPRD kota Tasikmalaya,
Seyogianya bersatu. Dengan 800 orang pemilih Etnis Batak di dapil 1 dan seutuhnya jika pun mengarah pada satu caleg itu juga tak cukup apalagi bila suara pecah menjadi 4 maka artinya caleg dari suara Bangso Batak akan gagal. “Kita akan bisa bila kita bersatu seperti dalam Pribahasa
BERSATU KITA TEGUH BERCERAI KITA RUNTUH, pungkasnya. (WBKT MARSADA)