Sekolah Penggerak Tanpa Sarana Layak, Bagaimana SDN Sukamanah Bertahan?

SUMEDANG – GAPURANEWS.ID | Di sudut Desa Baginda, Kecamatan Sumedang Selatan, berdiri SDN Sukamanah, sebuah sekolah dasar yang kini berstatus sebagai sekolah penggerak angkatan III.

Terpilihnya SDN Sukamanah sebagai sekolah penggerak membawa harapan besar bagi warga desa, di mana pendidikan menjadi tumpuan utama untuk membangun generasi yang berkualitas.

Meski demikian, semangat besar ini tak lepas dari tantangan yang cukup berat, karena keterbatasan sarana dan prasarana masih menjadi kendala utama.

Dengan jumlah ruang guru yang minim, meubelair yang terbatas, serta jumlah toilet yang belum memadai, SDN Sukamanah terus berjuang memberikan yang terbaik bagi para siswanya.

Di bawah kepemimpinan Hj. Mujariah, S.Pd., SDN Sukamanah tetap berupaya menjalankan program-program unggulan sesuai dengan visi sebagai sekolah penggerak.

Sebagai sekolah yang dipercaya untuk menerapkan kurikulum inovatif, SDN Sukamanah berfokus pada pembelajaran berbasis proyek yang melibatkan siswa dalam kegiatan praktis.

Meskipun fasilitas penunjang terbatas, seluruh tenaga pendidik di sekolah ini berkomitmen penuh agar kegiatan belajar mengajar tetap berjalan maksimal.

“Menjadi sekolah penggerak adalah amanah sekaligus kebanggaan besar bagi kami,” tutur Hj. Mujariah, S.Pd.

“Walaupun fasilitas kami belum memadai, kami tetap optimis dan berusaha menghadirkan pendidikan berkualitas bagi siswa. Ini adalah tantangan sekaligus kesempatan untuk memperlihatkan semangat kami dalam mendidik generasi penerus bangsa,” tambahnya.

Keterbatasan ruang guru memaksa para pendidik untuk berbagi tempat yang seharusnya dapat digunakan untuk mendiskusikan perkembangan siswa dan merancang pembelajaran yang efektif.

Namun, keterbatasan ini justru menjadi penyemangat tersendiri. Para guru SDN Sukamanah terbiasa berdiskusi secara efisien dan saling mendukung untuk menciptakan lingkungan belajar yang terbaik, meski hanya dengan ruang dan fasilitas yang ada.

Selain ruang guru, meubelair yang terbatas juga menjadi tantangan tersendiri. Meubelair yang ada seringkali tidak mencukupi untuk jumlah siswa yang semakin bertambah.

Meski begitu, para guru dengan penuh kreativitas memanfaatkan apa yang ada dan terus mencari cara agar setiap siswa bisa belajar dengan nyaman.

Dalam keterbatasan meubelair, mereka mengatur kelas agar tetap tertata rapi dan menarik, sehingga siswa dapat belajar dengan baik dan terinspirasi untuk terus berkembang.

Tidak hanya ruang guru dan meubelair, fasilitas toilet yang masih minim pun menjadi permasalahan sehari-hari.

Toilet yang terbatas membuat siswa dan guru harus bergiliran menggunakannya, terutama saat istirahat.

Namun, Hj. Mujariah memastikan bahwa seluruh warga sekolah tetap menjaga kebersihan dan kenyamanan fasilitas yang ada.

Kebersamaan dan kepedulian akan kebersihan menjadi salah satu nilai yang ditekankan kepada siswa, sebagai bentuk pendidikan karakter yang juga menjadi fokus sekolah penggerak.

Dengan segala keterbatasan ini, SDN Sukamanah justru semakin membuktikan kekuatannya.

Semangat yang ditunjukkan oleh guru-guru dan siswa di sekolah ini menjadi inspirasi bagi banyak pihak.

Mereka menyadari bahwa pendidikan tidak hanya bergantung pada fasilitas, tetapi juga pada tekad dan kerja keras setiap individu yang ada di dalamnya.

Harapan besar pun disematkan pada sekolah ini agar bisa mendapat perhatian lebih dari pemerintah dan pihak-pihak terkait untuk mendukung perbaikan fasilitas.

SDN Sukamanah menjadi cerminan dari semangat juang dalam membangun generasi muda yang unggul di tengah keterbatasan.

Dengan kegigihan para tenaga pengajar dan semangat belajar siswa, SDN Sukamanah optimis mampu mengukir prestasi dan memberikan kontribusi nyata bagi dunia pendidikan di Kecamatan Sumedang Selatan.

Harapan ke depan, semoga dukungan dari berbagai pihak dapat segera terealisasi agar SDN Sukamanah dapat terus berkembang menjadi sekolah yang lebih baik, sekaligus menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain di seluruh negeri. (Sulaeman )