CIMAHI | GAPURANEWS || Memperingati Hari kesiapsiagaan Bencana Nasional yang diperingati setiap tanggal 26 April setiap tahunnya, Pemerintah Daerah Kota Cimahi melalui Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) menggelar serangkaian kegiatan peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana Tingkat Kota Cimahi Tahun 2024. Kegiatan yang diselenggarakan di Halaman Gedung Mal Pelayanan Publik (MPP) Kota Cimahi diselenggarakan selama tiga hari, mulai hari Senin s.d Rabu tanggal 20 Mei s.d 22 Mei 2024.
Puncak Hari Kesiapsiagaan Bencana Tingkat Kota Cimahi Tahun 2024 diisi dengan Apel Kesiapsiagaan Bencana serta Simulasi Bencana Gempa Bumi yang diikuti oleh 300 orang peserta yang terdiri dari perwakilan Insitusi / Lembaga / Perangkat Daerah, Kecamatan, Kwarcab, PMI, Tagana, serta dari unsur lainnya.
“Kegiatan ini dilaksanakan untuk membangun kesadaran dan kewaspadaan masyarakat terhadap bencana dengan cara membangun partisipasi semua pihak dalam pelaksanaan mitigasi bencana,” ungkap Kepala Pelaksana BPBD Fithriandy Kurniawan pada puncak acara Hari Kesiapsiagaan Bencana Tingkat Kota Cimahi Tahun 2024, Rabu (22/05).
Fithriandy mengungkapkan peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana dijadikan momentum untuk melakukan upaya kesiapsiagaan bencana seperti edukasi kebencanaan, simulasi evakuasi mandiri, gladi lapang, uji sirine, dan lain-lain yang dilaksanakan bersamaan. Oleh karenanya dalam rangkaian acara peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana Tingkat Kota Cimahi Tahun 2024, BPBD Kota Cimahi menggelar Sosialisasi dan Pelatihan Penyusunan SOP Kedaruratan Gedung yang telah dilaksanakan pada tanggal 20 Mei 2024, dan Gladi Lapang Simulasi Bencana Gempa Bumi pada tanggal 21 Mei 2024.
Penjabat (Pj) Wali Kota Cimahi menyebut kesiapsiagaan bencana perlu dibangun dari awal dan dimulai dari lingkungan terkecil yaitu keluarga, “Kesiapan masyarakat menghadapi ancaman menentukan besar kecilnya risiko dan dampak bencana yang akan diterima,” tuturnya.
Dicky juga menyebut bahwa kesiapsiagaan bencana mengandung dua arti, pertama siap ketika bencana itu datang dan melakukan upaya untuk mengurangi resiko bencana ketika bencana itu datang
“Pengurangan resiko bencana ini rumusnya adalah mitigasi, dapat kita lakukan dengan peningkatan kapasitas. Yang sedang dilakukan saat ini adalah peningkatan kapasitas dengan melibatkan berbagai unsur bukan hanya BPBD tapi juga perangkat daerah lainnya seperti Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, juga dari TNI, Polri, Setkom, Orari, Forum Pengurangan Resiko Bencana, para relawan. Ini adalah bentuk kolaborasi yang kita lakukan untuk peningkatan kapasitas,” lanjutnya.
Ia pun menyampaikan, sebagai wilayah yang rentan terhadap bencana alam kesiapsiagaan adalah kunci untuk bertahan sehingga kolaborasi semua elemen masyarakat, termasuk Forkopimda, TNI, Polri, Pemerintah Kecamatan, Desa, Kelurahan, dunia usaha, akademisi, dan media massa penting untuk dilakukan.
Dicky meminta BPBD sebagai pengampu kebencanaan di Kota Cimahi untuk terus melaksanakan mitigasi bencana dengan cara mensosialisasikan dan memberdayakan masyarakat.
“Melalui berbagai simulasi, pelatihan, dan sosialisasi yang telah disiapkan, diharapkan kita dapat lebih memahami langkah-langkah yang perlu diambil ketika bencana terjadi,” lanjut Dicky.
Ia mengingatkan bahwa kesiapsiagaan bencana bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, tetapi juga tanggung jawab semua elemen masyarakat, sehingga setiap individu memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan yang aman dan tangguh terhadap bencana.
Senada dengan Dicky, Pusdalops BNPB Nasional, Lukmansyah mengatakan pentingnya kesiapsiagaan bencana, “Saat menghadapi bencana, ada tiga hal utama yang perlu dilakukan yaitu kesiapan, peringatan, dan mitigasi,” ujarnya.
Lukman juga menuturkan pentingnya pemerintah untuk memastikan bahwa sistem peringatan telah berfungsi dengan baik, juga pentingnya pemahaman masyarakat tentang arti peringatan bencana yang diberikan pemerintah serta penanganan akan berbagai bencana alam.
“Memahami tindakan yang harus diambil saat bencana terjadi sangat penting bagi keselamatan dan kesiapsiagaan masyarakat agar masyarakat tahu apa yang harus dilakukan saat terjadi bencana,” pungkasnya. ***