CIMAHI | GAPURANEWS.ID || Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Cimahi bekerjasama dengan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) IPS Tingkat SMP Kota Cimahi menggelar Festival Social Studies Tingkat SMP Tahun 2023 di gedung Cimahi Techno Park Jalan Baros Kota Cimahi. Kegiatan digelar untuk meningkatkan kualitas pengelolaan Sekolah Siaga Kependudukan (SSK) di Tingkat SMP/MTs/sederajat.
Kegiatan mengambil tema “Meningkatkan Kualitas Kependudukan dan Melestarikan Bumi”, diikuti 28 sekolah SMP Negeri/swasta se-Kota Cimahi. Pelaksanaan digelar selama tiga hari (20-21 dan 26 Oktober 2023) dalam bentuk lomba cerdas cermat daring antar sekolah, lomba paduan suara, lomba ide Aksi untuk Bumi dan talk show ‘stop bullying’ sebagai pencegahan perundungan di sekolah.
Lewat kegiatan tersebut, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang permasalahan lingkungan dan kependudukan dan mendorong kerjasama antara siswa, guru, orang tua, dan komunitas dalam upaya melestarikan bumi.
Pj. Wali Kota Cimahi Dicky Saromi mengatakan, mata pelajaran IPS memainkan peran signifikan dalam membentuk pemahaman, sikap, dan keterampilan siswa. “Pemahaman tentang permasalahan sosial bakal diperlukan siswa dalam menghadapi kehidupan di masyarakat dan dunia yang semakin kompleks,” ujarnya.
Terlebih di era digital, ekosistem digital mencerminkan teknologi informasi dan komunikasi mengubah cara masyarakat berinteraksi dan mempengaruhi berbagai sektor mulai dari pendidikan, kesehatan, dan hiburan.
“Salah satu produk perkembangan teknologi adalah sosial media yang masih menjadi pekerjaan rumah kita bagaimana menjaga dan mengawasi anak bahkan orang dewasa sekalipun dari efek negatif penggunaan sosial media,” ungkapnya.
Dicky menjelaskan media sosial memungkinkan segala informasi, termasuk gosip dan rumor yang merusak, menyebar dengan cepat. “Salah satu dampak negatifnya yaitu media sosial dapat menjadi senjata melakukan bullying terhadap teman di sekolah. Dampaknya begitu luar biasa karena bisa membekas seumur hidup yang berpengaruh pada masa depan seseorang baik itu bagi korban maupun pelaku itu sendiri.
“Permasalahan ini tanggung jawab kita bersama, pemerintah, pihak sekolah, orang tua dan siswa. Dibutuhkan langkah yang konkret dan terintegrasi agar tidak ada celah sedikit pun bagi para siswa di sekolah untuk melakukan bullying,” tuturnya.***