GAPURANEWS.ID | TULANG BAWANG – Masyarakat Kabupaten Tulang Bawang mengeluhkan banyaknya debu pembakaran yang diduga dari kebun tebu Sugar group Company (SGC)
Saat ini, masyarakat harus menyapu teras dan rumahnya paling tidak empat kali dalam satu hari. Jika tidak, maka anak-anaknya akan menghirup debu pembakaran tebu di rumah-rumah mereka.
Pakde maryono masyarakat Bawang Latak Kecamatan Tulang Bawang , Kabupaten Tulang Bawang,meminta agar Pemerintah Kabupaten Tuba dan Provinsi Lampung melakukan tindakan tegas.
Beginilah udara disekitar kami ditulang bawang khususnya Menggala,saat pabrik tebu SGC memanen tebu dengan cara dibakar,
Lanjut pakde maryono lewat keluhan status Facebook masyarakat Menggala yang diberi debu untuk memenuhi halaman teras rumah dan kendaraan
Sebab, dari tahun ke tahun kondisi ini terus terjadi yang mengakibatkan serangan pilek dan batuk bagi masyarakat setempat
Keluhan ini juga diungkapkan oleh AL-Kahfi warga perumnas griya nuansa Kecamatan menggala
Hal ini menurut mereka terus terjadi apalagi saat ini Tuba tidak lagi musim penghujan. Sehingga dengan leluasa debu-debu tersebut berterbangan ke rumah-rumah warga tanpa dapat dibendung.
Hal yang sama diungkapkan oleh angga masyarakat ujung gunung udik warga Kecamatan Menggala
Tak jarang ia harus membantu istrinya untuk menyapu rumah, lantaran debu tersebut masuk ke ruang tamu dan ruang keluarga.
Debu itu masuk dengan leluasa lantaran rumahnya belum juga memiliki plafon.
“Bahkan debu pembakaran juga masuk ke kamar tidur anak-anak dan kami sehingga setiap dua hari seprai kasur harus diganti. Kamu berharap pemerintah tidak tutup mata atas keluhan masyarakat ini karena akan sangat membahayakan warga,”pintanya.
Dian Warga lainnya juga mengatakan bahwa pemerintah saat ini dapat menyerupai dari rumah ke rumah agar dapat mengetahui secara riil kondisi yang dihadapi masyarakat. ***