Daerah  

Askun: DPRD Harus Panggil Dirut RSUD Karawang Soal 113 Milyar Yang Tidak Terserap.

GAPURANEWS.ID. | KARAWANG –
Menganggarkan 113 Miliar Untuk Pengembangan BLUD
Asep Agustian S.H., M.H praktisi hukum asal kabupaten Karawang meminta kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Karawang memanggil Plt direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Karawang soal tidak terserapnya anggaran sebesar Rp 113.020.117.05 guna pengembangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) RSUD Karawang.

Menurut Asep agustian, Anggaran yang tidak terserap oleh RSUD Karawang bukanlah anggaran yang kecil namun anggaran yang sangat besar karena mencapai 113 Milyar, oleh sebab itu ia meminta kepada DPRD Karawang memanggil PLT RSUD apa yang menjadi alasan tidak terserapnya anggaran yang mencapai 113 milyar tersebut
“Panggil tuh Plt kenapa anggaran tidak terserap, apa alasannya, alasan yang konkrit bulan alsan klise. Jadi saya meminta dengan tegas kepada DPRD agar untuk memanggil kenapa ini menjadi silpa. Alasannya apa bisa menjadi silpa,” kata Asep Agustian yang biasa di sapa kang Askun, Rabu (28/12/22).

“Ini itu uang besar 113 milyar kenapa sih bisa seperti ini. Ini salah besar kalau Plt ini menjadikan silpa , jadi sudah saja jangan diberi bantuan apa-apa lagi kalau emang lebih yakin kepada pusat sok aja tungguin bantuan dari pusat,” jelasnya

Askun pun menyinggung soal pembangunan gedung di samping IGD yang sampai saat ini masih belum ada kegiatan pembangunan lagi “Pembangunan yang di sebelah UGD saja tidak ada jelas ujungnya! Mau minta penambahan apa lagi” ungkapnya.

Askun menyarankan sebaiknya pihak RSUD Kabupaten Karawang dapat memanfaatkan anggaran tersebut sebaik mungkin karena dalam proses penganggaran tentunya telah direncanakan dengan baik sesuai kebutuhan.

“Hemat saya uang itu digunakan dengan baik, direncanakan dengan baik dan jangan sampai menjadi penilaian yang tidak baik,” kata Askun.
“Jadi sekali lagi saya minta kepada wakil rakyat dengan kejadian silpa ataupun tidak terserapnya uang yang masuk ke RSUD ini kenapa? Apa alasannya? Jangan alasan alasannya klasik, jangan klise tapi alsan yang pasti,” pungkasnya ( u aditia)