HUT Humas Polri Ke – 71, Polda Jateng : Kecepatan Menjawab Pertanyaan Publik Jadi Kunci

GAPURANEWS.ID – SEMARANG – Humas Polri di wilayah Polda Jawa Tengah diminta mengedepankan komunikasi dengan berbagai komunitas di masyarakat. Menjalin kemitraan dengan mereka penting dilakukan Humas Polri untuk menunjang fungsi utamanya di Polri.

Apalagi, ditambah era media sosial di mana sangat banyak informasi yang beredar di tengah-tengah masyarakat. Pada konteks yang bersinggungan langsung dengan masyarakat, seperti; perihal keamanan dan ketertiban masyarakat, Humas diharapkan bisa mereduksi informasi-informasi yang kontra produktif bahkan hoaks.

“Saya masih melihat adanya keengganan, ketidakmauan anggota menjaga kemitraan dengan komunitas-komunitas di masyarakat. Polisi memang bukan dididik menjadi jurnalis, tapi saat ini seluruh anggota sudah punya kemampuan untuk membuat konten untuk diposting secara mandiri di akun atau portal sendiri,” kata Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol M. Iqbal Alqudusy, Minggu (30/10/2022).

Iqbal menguraikan itu salah satunya sebagai refleksi HUT ke-71 Humas Polri yang jatuh pada hari ini. Standar data yang disajikan penting dilakukan untuk memberikan informasi kepada masyarakat dengan baik.

Iqbal bercerita, dulu sebelum internalnya lebih banyak berkecimpung membuat narasi, siaran pers termasuk aneka konten video, kebiasaan yang dilakukan adalah berkumpul dengan komunitas, seperti blogger, influencer, komunitas wartawan, komunitas pasar bahkan tukang ojek.

“Kami bertukar informasi. Jadi komunitas dan komunikasi publik yang baik inilah media paling efektif untuk mendukung fungsi utama Humas Polri. Kamtibmas bisa terjaga jika tidak ada sumbatan komunikasi. Fungsi kemitraan dengan komunitas ini sangat menentukan tugas dan opini kepercayaan publik,” lanjut Iqbal yang sempat menjabat sebagai Kasatgas Humas Operasi Nemangkawi ini.

Tak kalah penting, Iqbal menyebut masyarakat saat ini juga sudah pintar menilai dan memilih Juru Bicara Humas Polri. Mereka tentu menginginkan sosok yang memiliki komunikasi publik baik, bicara tenang dan meyakinkan.

Tekanan Opini Publik

Iqbal melanjutkan, beberapa bulan terakhir kondisi kehumasan sedang tidak baik-baik saja. Opini publik tidak terbentuk dengan sendirinya, tetapi dengan proses snow ball. Artinya menggelinding tanpa arah dan terus membesar.

“Sejak awal munculnya isu-isu liar dengan berbagai kepentingannya, membuat seolah-olah semua yang disampaikan polisi salah,” sambung Iqbal.

Di sini, Iqbal mengatakan kecepatan menjawab pertanyaan publik menjadi kunci tersebut. Ketidaksiapan, terutama juru bicara terhadap kasus tertentu akan jadi bahan pertanyaan dan analisa warganet.

“Prinsipnya keberimbangan berita, karena ratusan ribu bahkan jutaan netizen juga membutuhkan berita sesuai fakta dan itu harus terus-menerus disampaikan ke publik,” tandas Iqbal.
(Bidhumas/Tutik)